BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan anak adalah sesuatu yang kompleks. Artinya, banyak faktor
yang turut berpengaruh dan saling berkaitan dalam
berlangsungnya proses perkembangan anak. Perkembangan merupakan perpaduan dari
proses-proses biologis, kognitif, dan psikososial. Ini berarti bahwa
perkembangan berlangsung secara utuh dalam aspek yang ada dalam diri manusia.
Dengan kata lain, setiap aspek perkembangan itu tidak berkembang
sendiri-sendiri.
Secara fisik, anak anak dalam usia sekolah
mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan
kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Karakteristik perkembangan fisik ini
perlu di pelajari dan di pahami oleh para guru dan calon guru karena akan
memiliki implikasi tertentu bagi penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal ini
diasumsikan bahwa aktivitas-aktivitas anak termasuk aktivitas belajar dan
aktivitas-aktivitas mental lainnya, akan banyak dipengaruhi oleh kondisi
fisiknya. Selain dari itu harus diyakini
bahwa pertumbuhan fisik anak dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan
kepribadian anak secara keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja definisi tugas perkembangan
2. Apa saja sumber tugas-tugas perkembangan
3. Apa tugas perkembangan peserta didik
dari masa kanak-kanak (TK, SD) remaja (SMP, SMA) dan (SMA, Mahasiswa)
4. Apa pengaruh disetiap tingkatan dan
implikasi terhadap proses pembelajaran/pendidik
C. Tujuan
dan Manfaat
1. Untuk mengetahui
definisi tugas perkembangan
2. Untuk mengetahui
sumber tugas perkembangan
3. Untuk mengetahui
perkembangan peserta didik dari masa kanak-kanak sampai dewasa
4. Agar mengetahui
pengaruh dan implikasi terhadap proses pembelajaran/pendidik
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Di dalam seluruh
jangka kehidupan manusia, semenjak dalam kandungan sampai meninggal di dalamnya
terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan
tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan
dua istilah yang senantiasa digunakan secara bergantian. Keduanya tidak bisa
dipisah-pisah, akan tetapi saling bergantung satu dengan lainnya bahkan bisa
dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan adalah perubahan secara
fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan
dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan
tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman(E.B hurloch), bekerja
dalam suatu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikhis
atau perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan
individu mulai dari massa konsepsi samppai mati
Hasil pertumbuhan antara lain
bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang, dan
kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin
sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani
lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan
dan pematangan fisik.
Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme
yang selalu berproses untuk menjadi besar. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat
diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan lingkaran seperti lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan dan lain-lain. Dalam
pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai perbedaan tempo kecepatan.
Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa
anak-anak tetapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya,
pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung pada akhir masa anak-anak dan
berhenti pada masa pubertas. Perbedaan kecepatan masing-masing bagian tubuh
mengakibatkan adanya perbedaan keseluruhan proporsi tubuh dan juga menimbukan
perbedaan dalam fungsinya.
Secara umum konsep perkembangan
dikemukakan oleh Werner pada tahun 1957 (Sunarto, dkk, 1994: 31) yang
menjelaskan bahwa "perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis,
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di
mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap". Dapat
dikata konsep perkembangan itu mengandung unsur keseluruhan (totalitas) dan
berkesinambungan yang berlangsung secara bertahap. Selanjutnya Libert, Paulus
dan Stauss (Singgih, 1990: 31) merumuskan arti perkembangan yaitu:
"perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu
sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan". Selain itu perkembangan proses perubahan
akibat dari pengalaman. Istilah
perkembangan dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis
yang menampak.
Perubahan-perubahan meliputi beberapa
aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan dimaksud dapat dikategorikan menjadi
empat yaitu: (1) perubahan dalam ukuran; (2) perubahan dalam perbandingan; (3)
berubah untuk mengganti hal-hal yang lama; dan (4) berubah untuk memperoleh
hal-hal yang baru.
Soesilo
Windradini (1995: 2) menyatakan
bahwa perkembangan individu tidak berlangsung secara otomatis, tetapi
perkembangan tersebut
B. Sumber
Tugas Perkembangan
1. Pengertian Tugas Perkembangan
Tugas
perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam
kehidupan seseorang. Adapun menurut Robert Havighurst, tugas perkembangan ialah
tugas yang terdapat pada suatu tahap kehidupan seseorang, yang akan membawa individu
kepada kebahagiaan dan keberhasilan dalam tugas-tugas pengembangan berikutnya
yaitu apabila tahap kehidupan tersebut dijalani dengan berhasil. Sedangkan
kegagalan dalam melaksanakan tugas pengembangan, akan mengakibatkan kehidupan
tidak bahagia pada individu dan kesukaran-kesukaran lain dalam hidupnya kelak.
2. Sumber Tugas Perkembangan
Tugas
perkembangan berasal dari tiga jenis sumber. Pertama adalah tugas yang berasal
dari pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita membuatnya mulai belajar
berjalan dan bicara. Keterampilan itu akan diperlukan untuk tahap perkembangan
berikutnya, misalnya untuk bermain bersama teman-teman. Di usia remaja,
pertumbuhan fisik hormonal memunculkan rasa ketertarikan pada lawan jenis. Di
sini ada tugas perkembangan untuk belajar menjaga sikap pada lawan jenis.
Kedua, ada
tugas-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Yang ini terkait dengan
pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi. Misalnya, di usia SD mulai muncul
kesadaran akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di usia ini ada tugas
perkembangan untuk bisa menyikapi dengan tepat perbedaan tersebut. Ketika
beranjak remaja muncul harapan tentang karier, sehingga di sini muncul tugas
untuk mulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan kerja.
Selanjutnya,
jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan
masyarakat, contohnya di usia SD, anak diharapkan sudah bisa baca tulis. Di
usia dewasa, seseorang dituntut melakukan tanggung jawab sebagai warga sipil
seperti membayar pajak dan memiliki pekerjaan.
Tugas
perkembangan individu bersumber pada faktor-faktor ( Havighurst dalam Abin
Syamsuddin Makmun, 2009 ):
·
Kematangan
fisik
·
Tuntutan
masyarakat secara kultural
·
Tuntutan
dan dorongan dan cita-cita individu itu sendiri
·
Norma-norma
agama
3. Pentingnya Mengetahui Tugas-tugas
Perkembangan
Tugas-tugas
perkembangan perlu diketahui dan dipahami , baik oleh individu yang
bersangkutan maupun oleh pihak yang berhubungan dengan perkembangan individu
tersebut, yaitu pendidik, termasuk orang tua.
a. Bagi individu yang bersangkutan.
Setiap individu,
khususnya muntuk masa kanak-kanak akhir dan seterusnya, hendaknya memahami
tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasau pada fase perkembangan tertentu.
Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan berartu dirinya telah mengetahui
keterampilan apa saja yang harus dikuasai, bagaimana ia harus bersikap,
bertindak, dst. Dengan demikian motivasi intrinsic untuk belajar menguasai
hal-hal tersebut dapat berkembang pada dirinya.
b. Bagi pendidik atau pengasuh
Setiap pendidik,
termasuk orang tua, hendaknya mengetahui tugas-tugas perkembangan yang harus
dikuasai oleh peserta didiknya. Sebab bagi para pendidik, pengetahuan mengenai
tugas-tugas perkembangan merupakan pedoman tentang apa saja yang harus
dilakukan untuk membantu perkembangan peserta didiknya pada fase perkembangan
tertentu serta untuk menghadapi fase perkembangan berikutya.
4. Tugas Perkembangan Anak
Di bawah ini
dikemukakan rincian tugas perkembangan dari setiap tahapan menurut (Havighurst)
:
1. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan
Anak-anak Awal (0-6 bulan)
·
Belajar
Berjalan pada usia 9 – 15 bulan.
·
Belajar
makan-makanan padat.
·
Belajar
berbicara.
·
Belajar
buang air besar dan kecil.
·
Belajar
mengenal perbedaan jenis kelamin.
·
Mencapai
kestabilan jasmaniah fisiologis.
·
Membentuk
konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
·
Belajar
mengadakan hubungan emosional dengan orrang tua, saudara, dan orang lain.
·
Belajar
mengadakan hubungan baik dan buruk serta pengembangan kata hati.
2. Tugas
Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir dan Anak Sekolah (6-12 tahun)
·
Belajar
memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
·
Belajar
membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
·
Belajar
bergaul dengan teman sebaya.
·
Belajar
memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
·
Belajar
keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
·
Belajar
mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
·
Mengembangkan
kata hati.
·
Belajar
memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
·
Mengembangkan
sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja (12-21
tahun)
·
Mencapai
hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
·
Mencapai
peran sosial sebagai pria dan wanita.
·
Menerima
keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
·
Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
·
Mencapai
jaminan kemandirian ekonomi.
·
Memilih
dan mempersiapkan karier.
·
Mempersiapkan
pernikahan dan hidup berkeluarga.
·
Mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
·
Mencapai
perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
·
Memperoleh
seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
·
Tugas
Perkembangan Masa Dewasa Awal (21-30 tahun)
o Memilih pasangan.
o Belajar hidup dengan pasangan.
o Memulai hidup dengan pasangan.
o Memelihara anak.
o Mengelola rumah tangga.
o Memulai bekerja.
o Mengambil tanggung jawab sebagai warga
negara.
o Menemukan suatu kelompok yang serasi.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penguasaan
Tugas-tugas Perkembangan
Tugas-tugas
perkembangan pada fase perkembangan tertentu hendaknya dikuasai oleh setiap
individu sebab tugas-tugas perkembangan pada suatu sisi merupakan harapan atau
tekanan sosial. Selain itu pada fase berikutnya akan ada tugas-tugas
perkembangan yang lain, yang umumnya lebih berat. Namun demikian tidak setiap
individu berhasil dalam menguasai tugas-tugas perkembangannya, karena ada
beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini, yang secara garis besar dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal
yang mempengaruhi penguasaan tugas perkembangan adalah: normal tidaknya
pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan, motivasi untuk berkembang dan
kelancaran dalam menguasai tugas-tugas perkembangan sebelumnya.
b. Faktor eksternal
Penguasaan
tugas-tugas perkembangan individu dipengaruhi pula oleh faktor-faktor
eksternal, yaitu pola asuh orang tua, lingkungan sekolah, lingkungan pergaulan,
dst.
C. Tugas Perkembangan Peserta Didik dari TK sampai
Perguruan Tinggi
1.
Masa
Kanak-kanak (TK-SD)
Usia rata-rata
anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12
tahun. Anak-anak usia ini masih senang bermain, senang bergerak, senang bekerja
dalam berkelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Menurut
Havigurst, tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
·
Menguasai
keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
·
Membina
hidup sehat.
·
Belajar
bergaul dan bekerja dalam kelompok.
·
Belajar
menjalankan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin.
·
Belajar
membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
·
Memperoleh
sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
·
Mengembangkan
kata hati, moral, dan nilai-nilai.
·
Mencapai
kemandirian pribadi.
2.
Masa
Remaja (SMP)
Dilihat dari
tahapan yang disetujui oleh para ahli, usia SMP memasuki tahap pubertas. Adapun
tugas perkembangannya sebagai berikut:
·
Terjadinya
ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
·
Mulai
tumbuh atau timbul ciri-ciri seks sekunder.
·
Kecenderungan
sikap bimbang, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta
keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari
orangtua.
·
Senang
membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang
terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
·
Mulai
mempertanyakan secara tidak yakin akan keberadaan dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan.
·
Reaksi
dan ekpresi emosi masih labil.
·
Mulai
mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai
dengan dunia sosial.
·
Kecenderungan
minat dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas.
·
Mencapai
perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
·
Mencapai
pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau
wanita.
·
Mengenal
kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni.
·
Mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan
melanjutkan pelajaran.
·
Mengenal
gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan
ekonomi.
3.
Masa
Remaja Akhir (SMA/SMK)
·
Memiliki
sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
·
Mencapai
hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya
·
Memiliki
peran sosial sebagai pria dan wanita
·
Menerima
keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
·
Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
·
Mencapai
kemandirian perilaku ekonomis
·
Memiliki
pilihan dan persiapan untuk suatu pekerjaan
·
Memiliki
persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga
·
Memiliki
keterampilan intelektual dan konsep yang diperlukan sebagai anggota masyarakat
yang baik
·
Memiliki
perilaku sosial yang bertanggungjawab
·
Memiliki
seperangkat nilai dan sistem etis sebagai pedoman berperilaku (Juntika
Nurihsan, 1998;80-84)
4.
Masa
Anak Usia Dewasa Awal (PT)
·
Memiliki
sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
·
Memperoleh
perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku
·
Menerima
keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
·
Mencapai
peran sosial sebagai pria atau wanita
·
Memiliki
keterampilan intelektual, emosional, dan perilaku ekonomis
·
memiliki
kemapuan memilih dan mempersiapkan pekerjaan
·
Memiliki
sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga
·
Memiliki
kriteria calon pasangan hidup yang sesuai dengan keadaan dirinya
·
Menemukan
kelompok sosial yang bermakna (Dwi Yuwono PS, 1998:98-114)
D. Pengaruh
dan Implikasi terhadap proses pembelajaran/pendidik
Pada usia
sekolah dasar, seorang guru dituntut untuk memberikan bantuan dalam upaya
mencapai setiap tugas tersebut. Bantuan itu berupa :
a) Penciptaan lingkungan teman sebaya yang
mengajarkan keterampilan fisik. Contohnya, senam pagi, peserta didik dibagi ke
beberapa kelompok, lalu mereka senam bersama-sama. Atau mereka dapat dibuat
kelompok belajar, dengan membuat sebuah prakarya.
b) Pemberian pengalaman yang nyata dalam
membangun konsep. Misalnya, seorang guru dapat menceritakan dogeng yang
mengandung nilai-nilai kehidupan, sehingga peserta didik dapat mengambil nilai
positif yang terkandung dalam isi cerita tersebut. Dengan begitu memudahkan
peserta didik membangun konsepnya masing-masing.
Elemen sekolah terutama guru diharapkan dapat
membantu peserta didik di usia remaja (SMP) dalam menjalankan tugas
perkembangannya. Usaha itu dapat berupa:
a. Pada saat membahas topik-topik yang
berkaitan dengan anatomi dan fisisologi, siswa wanita dan pria dipisahkan. Hal
ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman, dan rasa penasaran yang
berlebihan dari masing-masing siswa baik itu dari siswa wanita maupun pria.
b. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang
positif untuk menyalurkan hobi dan minat mereka. Pastikan kegiatan itu
mempunyai tujuan dan menarik minat semua peserta didik untuk mengikutinya.
c. Guru dapat menjadi contoh teladan yang
baik siswa. Karena pada masa ini, siswa perlu model untuk dicontoh dalam
perilakunya. Karena pada tugas perkembangannya, peserta didik SMP masih suka
bersikap bimbang dan sering membandingkan. Ditakutkan jika seorang guru tidak
dapat memberi contoh teladan yang baik, siswa tidak akan lagi percaya dengan
nasihat yang diberikan. Mereka akan menganggap guru itu hanya omong kosong,
tanpa ada bukti yang jelas.
Diperiode remaja
akhir (SMA) guru juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang mampu memenuhi
kebutuhannya. Yang dapat dilakukannya, antara lain:
a. Memberikan pengetahuan dan pemahaman
tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan
narkotika.
b. Membantu siswa mengembangkan sikap
apresiatif terhadap kondisi dirinya.
c. Melatih peserta didik mengembangkan
kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh godaan.
Selain itu
sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan
non-akademik melalui perkumpulan. Seperti kegiatan ekstrakurikuler untuk di SMP
dan SMA sedangkan di perguruan tinggi UKM. Selain menyalurkan minat dan hobi
mereka, dengan adanya kegiatan non-akademik seperti itu siswa dapat melatih
kemampuan bersosialisasinya, dapat memperbanyak pertemanan.
Memberikan
bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang sesuai. Contohnya,
guru memberikan penyuluhan tentang pekerjaan yang masih berpeluang luas di
masyarakat dan apakah pekerjaan itu masih berpeluang di waktu 5 tahun yang akan
datang. Memberikan pelatihan untuk memilih pekerjaan yang sesuai.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi
fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang
normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam
bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan
adalah serangkaian perubahan progresif
yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman(E.B hurloch),
bekerja dalam suatu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik
dan psikhis atau perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses
perkembangan individu mulai dari massa konsepsi samppai mati.Hasil pertumbuhan
antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang,
dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin
sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani
lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan
dan pematangan fisik.
B.
Saran
Pembaca yang budiman, semoga makalah ini
dapat dijadikan salah satu referensi dalam pembelajaran perkembangan peserta
didik khususnya pada pembahasan bab peserta didik,pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian
penulis sangat mengharapkan saran dari pembaca guna kesempurnaan makalah ini di
masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Akyas Azhari.2004.
psikologi umum dan perkembangan. Jakarta:penerbit Mizan Publika.
Kartono, kartini, 1995,
Psikologi anak: Psikologi Perkembangan, Bandung: Mandar maju.
Sukadji, s.(2000).
Psikologi Pendidikan dan Psikologi sekolah. Depok: Lembaga
Ahmadi, abu, dkk, Psikologi
Perkembangan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, Januari 2005, h.73-74
Rifai, Ahmad 2009.
KARAKTERISTIK DAN TUGAS – TUGAS PERKEMBANGAN.
Yusuf, Syamsu. (2008).
Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT Remaja Rosdakarya