Senin, 19 Desember 2016

makalah perkembangan peserta didik



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Perkembangan anak adalah sesuatu yang kompleks. Artinya, banyak faktor   yang turut berpengaruh dan saling berkaitan  dalam berlangsungnya proses perkembangan anak. Perkembangan merupakan perpaduan dari proses-proses biologis, kognitif, dan psikososial. Ini berarti bahwa perkembangan berlangsung secara utuh dalam aspek yang ada dalam diri manusia. Dengan kata lain, setiap aspek perkembangan itu tidak berkembang sendiri-sendiri.

Secara fisik, anak anak dalam  usia sekolah mempunyai  karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Karakteristik perkembangan fisik ini perlu di pelajari dan di pahami oleh para guru dan calon guru karena akan memiliki implikasi tertentu bagi penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal ini diasumsikan bahwa aktivitas-aktivitas anak termasuk aktivitas belajar dan aktivitas-aktivitas mental lainnya, akan banyak dipengaruhi oleh kondisi fisiknya. Selain dari itu harus diyakini bahwa pertumbuhan fisik anak dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja definisi tugas perkembangan
2.      Apa saja sumber tugas-tugas perkembangan
3.      Apa tugas perkembangan peserta didik dari masa kanak-kanak (TK, SD) remaja (SMP, SMA) dan (SMA, Mahasiswa)
4.      Apa pengaruh disetiap tingkatan dan implikasi terhadap proses pembelajaran/pendidik
C.   Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui definisi tugas perkembangan
2. Untuk mengetahui sumber tugas perkembangan
3. Untuk mengetahui perkembangan peserta didik dari masa kanak-kanak sampai dewasa
4. Agar mengetahui pengaruh dan implikasi terhadap proses pembelajaran/pendidik








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Di dalam seluruh jangka kehidupan manusia, semenjak dalam kandungan sampai meninggal di dalamnya terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang senantiasa digunakan secara bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan tetapi saling bergantung satu dengan lainnya bahkan bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan adalah  serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman(E.B hurloch), bekerja dalam suatu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikhis atau perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu mulai dari massa konsepsi samppai mati
Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.
Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi besar. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur berat, panjang, dan lingkaran seperti lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan dan lain-lain. Dalam pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa anak-anak tetapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung pada akhir masa anak-anak dan berhenti pada masa pubertas. Perbedaan kecepatan masing-masing bagian tubuh mengakibatkan adanya perbedaan keseluruhan proporsi tubuh dan juga menimbukan perbedaan dalam fungsinya.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner pada tahun 1957 (Sunarto, dkk, 1994: 31) yang menjelaskan bahwa "perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, berlangsung dari keadaan global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap". Dapat dikata konsep perkembangan itu mengandung unsur keseluruhan (totalitas) dan berkesinambungan yang berlangsung secara bertahap. Selanjutnya Libert, Paulus dan Stauss (Singgih, 1990: 31) merumuskan arti perkembangan yaitu: "perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan".  Selain itu perkembangan proses perubahan akibat dari pengalaman.  Istilah perkembangan dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak.
Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan dimaksud dapat dikategorikan menjadi empat yaitu: (1) perubahan dalam ukuran; (2) perubahan dalam perbandingan; (3) berubah untuk mengganti hal-hal yang lama; dan (4) berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru.
Soesilo  Windradini (1995: 2)  menyatakan bahwa perkembangan individu tidak berlangsung secara otomatis, tetapi perkembangan tersebut
B.   Sumber Tugas Perkembangan                             
1.  Pengertian Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang. Adapun menurut Robert Havighurst, tugas perkembangan ialah tugas yang terdapat pada suatu tahap kehidupan seseorang, yang akan membawa individu kepada kebahagiaan dan keberhasilan dalam tugas-tugas pengembangan berikutnya yaitu apabila tahap kehidupan tersebut dijalani dengan berhasil. Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tugas pengembangan, akan mengakibatkan kehidupan tidak bahagia pada individu dan kesukaran-kesukaran lain dalam hidupnya kelak.
2.  Sumber Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan berasal dari tiga jenis sumber. Pertama adalah tugas yang berasal dari pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita membuatnya mulai belajar berjalan dan bicara. Keterampilan itu akan diperlukan untuk tahap perkembangan berikutnya, misalnya untuk bermain bersama teman-teman. Di usia remaja, pertumbuhan fisik hormonal memunculkan rasa ketertarikan pada lawan jenis. Di sini ada tugas perkembangan untuk belajar menjaga sikap pada lawan jenis.
Kedua, ada tugas-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Yang ini terkait dengan pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi. Misalnya, di usia SD mulai muncul kesadaran akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di usia ini ada tugas perkembangan untuk bisa menyikapi dengan tepat perbedaan tersebut. Ketika beranjak remaja muncul harapan tentang karier, sehingga di sini muncul tugas untuk mulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan kerja.
Selanjutnya, jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat, contohnya di usia SD, anak diharapkan sudah bisa baca tulis. Di usia dewasa, seseorang dituntut melakukan tanggung jawab sebagai warga sipil seperti membayar pajak dan memiliki pekerjaan.
Tugas perkembangan individu bersumber pada faktor-faktor ( Havighurst dalam Abin Syamsuddin Makmun, 2009 ):
·         Kematangan fisik
·         Tuntutan masyarakat secara kultural
·         Tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu itu sendiri
·         Norma-norma agama
3.  Pentingnya Mengetahui Tugas-tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan perlu diketahui dan dipahami , baik oleh individu yang bersangkutan maupun oleh pihak yang berhubungan dengan perkembangan individu tersebut, yaitu pendidik, termasuk orang tua.
a.    Bagi individu yang bersangkutan.
Setiap individu, khususnya muntuk masa kanak-kanak akhir dan seterusnya, hendaknya memahami tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasau pada fase perkembangan tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan berartu dirinya telah mengetahui keterampilan apa saja yang harus dikuasai, bagaimana ia harus bersikap, bertindak, dst. Dengan demikian motivasi intrinsic untuk belajar menguasai hal-hal tersebut dapat berkembang pada dirinya.
b.    Bagi pendidik atau pengasuh
Setiap pendidik, termasuk orang tua, hendaknya mengetahui tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai oleh peserta didiknya. Sebab bagi para pendidik, pengetahuan mengenai tugas-tugas perkembangan merupakan pedoman tentang apa saja yang harus dilakukan untuk membantu perkembangan peserta didiknya pada fase perkembangan tertentu serta untuk menghadapi fase perkembangan berikutya.
4.      Tugas Perkembangan Anak
Di bawah ini dikemukakan rincian tugas perkembangan dari setiap tahapan menurut (Havighurst) :
1.        Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Anak-anak Awal (0-6 bulan)
·         Belajar Berjalan pada usia 9 – 15 bulan.
·         Belajar makan-makanan padat.
·         Belajar berbicara.
·         Belajar buang air besar dan kecil.
·         Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
·         Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
·         Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
·         Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orrang tua, saudara, dan orang lain.
·         Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk serta pengembangan kata hati.
2.         Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir dan Anak Sekolah (6-12 tahun)
·         Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
·         Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
·         Belajar bergaul dengan teman sebaya.
·         Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
·         Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
·         Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
·         Mengembangkan kata hati.
·         Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
·         Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.
3.      Tugas Perkembangan Masa Remaja (12-21 tahun)
·         Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
·         Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
·         Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
·         Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
·         Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
·         Memilih dan mempersiapkan karier.
·         Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
·         Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
·         Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
·         Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.
·         Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal (21-30 tahun)
o   Memilih pasangan.
o   Belajar hidup dengan pasangan.
o   Memulai hidup dengan pasangan.
o   Memelihara anak.
o   Mengelola rumah tangga.
o   Memulai bekerja.
o   Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
o   Menemukan suatu kelompok yang serasi.

5.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Tugas-tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan pada fase perkembangan tertentu hendaknya dikuasai oleh setiap individu sebab tugas-tugas perkembangan pada suatu sisi merupakan harapan atau tekanan sosial. Selain itu pada fase berikutnya akan ada tugas-tugas perkembangan yang lain, yang umumnya lebih berat. Namun demikian tidak setiap individu berhasil dalam menguasai tugas-tugas perkembangannya, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a.    Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi penguasaan tugas perkembangan adalah: normal tidaknya pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan, motivasi untuk berkembang dan kelancaran dalam menguasai tugas-tugas perkembangan sebelumnya.
b.    Faktor eksternal
Penguasaan tugas-tugas perkembangan individu dipengaruhi pula oleh faktor-faktor eksternal, yaitu pola asuh orang tua, lingkungan sekolah, lingkungan pergaulan, dst.


C. Tugas Perkembangan Peserta Didik dari TK sampai Perguruan Tinggi
1.      Masa Kanak-kanak (TK-SD)
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Anak-anak usia ini masih senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam berkelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Menurut Havigurst, tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
·         Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
·         Membina hidup sehat.
·         Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
·         Belajar menjalankan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin.
·         Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
·         Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
·         Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai.
·         Mencapai kemandirian pribadi.
2.      Masa Remaja (SMP)
Dilihat dari tahapan yang disetujui oleh para ahli, usia SMP memasuki tahap pubertas. Adapun tugas perkembangannya sebagai berikut:
·         Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
·         Mulai tumbuh atau timbul ciri-ciri seks sekunder.
·         Kecenderungan sikap bimbang, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua.
·         Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
·         Mulai mempertanyakan secara tidak yakin akan keberadaan dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
·         Reaksi dan ekpresi emosi masih labil.
·         Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.
·         Kecenderungan minat dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas.
·         Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·         Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
·         Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni.
·         Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran.
·         Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi.

3.      Masa Remaja Akhir (SMA/SMK)
·         Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
·         Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya
·         Memiliki peran sosial sebagai pria dan wanita
·         Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
·         Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
·         Mencapai kemandirian perilaku ekonomis
·         Memiliki pilihan dan persiapan untuk suatu pekerjaan
·         Memiliki persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga
·         Memiliki keterampilan intelektual dan konsep yang diperlukan sebagai anggota masyarakat yang baik
·         Memiliki perilaku sosial yang bertanggungjawab
·         Memiliki seperangkat nilai dan sistem etis sebagai pedoman berperilaku (Juntika Nurihsan, 1998;80-84)

4.      Masa Anak Usia Dewasa Awal (PT)
·         Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
·         Memperoleh perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku
·         Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
·         Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita
·         Memiliki keterampilan intelektual, emosional, dan perilaku ekonomis
·         memiliki kemapuan memilih dan mempersiapkan pekerjaan
·         Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga
·         Memiliki kriteria calon pasangan hidup yang sesuai dengan keadaan dirinya
·         Menemukan kelompok sosial yang bermakna (Dwi Yuwono PS, 1998:98-114)
D.  Pengaruh dan Implikasi terhadap proses pembelajaran/pendidik
Pada usia sekolah dasar, seorang guru dituntut untuk memberikan bantuan dalam upaya mencapai setiap tugas tersebut. Bantuan itu berupa :
a)      Penciptaan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik. Contohnya, senam pagi, peserta didik dibagi ke beberapa kelompok, lalu mereka senam bersama-sama. Atau mereka dapat dibuat kelompok belajar, dengan membuat sebuah prakarya.
b)      Pemberian pengalaman yang nyata dalam membangun konsep. Misalnya, seorang guru dapat menceritakan dogeng yang mengandung nilai-nilai kehidupan, sehingga peserta didik dapat mengambil nilai positif yang terkandung dalam isi cerita tersebut. Dengan begitu memudahkan peserta didik membangun konsepnya masing-masing.
 Elemen sekolah terutama guru diharapkan dapat membantu peserta didik di usia remaja (SMP) dalam menjalankan tugas perkembangannya. Usaha itu dapat berupa:
a.       Pada saat membahas topik-topik yang berkaitan dengan anatomi dan fisisologi, siswa wanita dan pria dipisahkan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman, dan rasa penasaran yang berlebihan dari masing-masing siswa baik itu dari siswa wanita maupun pria.
b.      Mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif untuk menyalurkan hobi dan minat mereka. Pastikan kegiatan itu mempunyai tujuan dan menarik minat semua peserta didik untuk mengikutinya.
c.       Guru dapat menjadi contoh teladan yang baik siswa. Karena pada masa ini, siswa perlu model untuk dicontoh dalam perilakunya. Karena pada tugas perkembangannya, peserta didik SMP masih suka bersikap bimbang dan sering membandingkan. Ditakutkan jika seorang guru tidak dapat memberi contoh teladan yang baik, siswa tidak akan lagi percaya dengan nasihat yang diberikan. Mereka akan menganggap guru itu hanya omong kosong, tanpa ada bukti yang jelas.



Diperiode remaja akhir (SMA) guru juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Yang dapat dilakukannya, antara lain:
a.       Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika.
b.      Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap kondisi dirinya.
c.       Melatih peserta didik mengembangkan kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh godaan.
Selain itu sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan non-akademik melalui perkumpulan. Seperti kegiatan ekstrakurikuler untuk di SMP dan SMA sedangkan di perguruan tinggi UKM. Selain menyalurkan minat dan hobi mereka, dengan adanya kegiatan non-akademik seperti itu siswa dapat melatih kemampuan bersosialisasinya, dapat memperbanyak pertemanan.
Memberikan bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang sesuai. Contohnya, guru memberikan penyuluhan tentang pekerjaan yang masih berpeluang luas di masyarakat dan apakah pekerjaan itu masih berpeluang di waktu 5 tahun yang akan datang. Memberikan pelatihan untuk memilih pekerjaan yang sesuai.


BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.

Perkembangan adalah  serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman(E.B hurloch), bekerja dalam suatu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikhis atau perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu mulai dari massa konsepsi samppai mati.Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.


B.     Saran

Pembaca yang budiman, semoga makalah ini dapat dijadikan salah satu referensi dalam pembelajaran perkembangan peserta didik khususnya pada pembahasan bab peserta didik,pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian penulis sangat mengharapkan saran dari pembaca guna kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.













DAFTAR PUSTAKA


Akyas Azhari.2004. psikologi umum dan perkembangan. Jakarta:penerbit Mizan Publika.

Kartono, kartini, 1995, Psikologi anak: Psikologi Perkembangan, Bandung: Mandar maju.

Sukadji, s.(2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi sekolah. Depok: Lembaga

Ahmadi, abu, dkk, Psikologi Perkembangan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, Januari 2005, h.73-74

Rifai, Ahmad 2009. KARAKTERISTIK DAN TUGAS – TUGAS PERKEMBANGAN.


Yusuf, Syamsu. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT Remaja Rosdakarya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar